Dokumentasi first-time parents: realita mengurus bayi baru lahir (newborn)

Catatan saya selama merawat anak pertama dari umur 0 (newborn). Apa adanya, bisa setuju atau tidak. Yang jelas, kamu tahu gambarannya sekarang.

Hal pertama yang saya lakukan adalah belajar sebanyak-banyaknya. Termasuk jika pada praktiknya nanti saya sewaktu-waktu lupa teori, saya punya mitigasinya.

Tapi kenyataannya, kita tidak bisa memilih skenario dan teori mana yang applicable saat kita menjadi orang tua.

Ini dia catatan dokumentasi saya selama merawat anak pertama dari umur 0 hingga kini 10 bulan per saya menulis artikel ini. Ditulis berdasarkan usia newborn, yaitu awal bayi lahir hingga usia 2 bulan.

Kenapa gak nulis di Medsos? Karena medsos terutama instagram bukan wadah yang baik untuk menuangkan pikiran secara utuh, apalagi diskusi (lihat aja kolom komentar butijen yang galak-galak disana). Jadi saya putuskan untuk menuangkan di blog.

Artikel ini bakalan saya update berkala ya. Tolong maklumi ibu-ibu yang hanya punya waktu luang menulis pasca jam kerja dan si bayi tidur lelap, hehe. 

Happy reading!

A. Menyusui, nenen, atau direct-breast-feeding (DBF)

Tiga hari pertama pasca lahiran

Dulu saya berbekal siap begadang ajah. Ternyata salah bu.

Harusnya saya siap langsung praktek posisi-posisi menyusui yang bisa saya eksplorasi, dan latihan pelekatan payudara ke bayi.

Jadi begini. Setelah lahiran, ibu dan bayi enggak lagi dalam satu badan yang sama. Masing-masing butuh asupan dan istirahat yang berbeda. Khusus anak kita yang baru lahir, mereka hanya bergantung pada ASI. Dan untuk ibunya butuh tidur yang cukup pasca proses lahiran yang panjang.

Memang sih, 24 jam pertama hingga hari ketiga pasca lahir, bayi memang masih punya cadangan makanan di perut. Jadi singkatnya, doi masih kenyang bu. Tapi inilah momen emas buat si ibu latihan terus posisi-posisi menyusui yang sudah dipelajari. Sebelum datangnya hari ketiga pasca lahir. 

Dari pengalaman saya, ASI saya baru keluar deras (keliatan di mata) di hari ketiga. Anak saya udah ngecap-ngecap lapar. Karena bolos latihan posisi menyusui di dua hari pertama, saya baru sadar kalau ternyata anak saya memiliki masalah di pelekatan.

Jadilah saya langsung ke konselor laktasi. Ternyata ada indikasi gangguan menyusui TTLT (tongue tie and lip tie) yang disarankan insisi. Perkara TTLT ini akan saya bahas juga dalam artikel edisi newborn ini.

Gimana rasanya pasca insisi? Anak saya bisa ngenyot. Baru deh bisa latihan terus posisi menyusui yang nyaman, sambil memantau terus BB anak untuk memastikan ASI beneran sudah masuk ke perutnya.

Posisi menyusui yang nyaman buat ibu (inget, pikirin ibunya dulu!)

Jika kamu lahiran pervaginam alias normal, beruntunglah. Karena hal pertama yang akan saya dokumentasikan adalah wajib bagi semua first-time mom buat khatam posisi-posisi menyusui. Bayi kenyang, ibu tenang.

Singkatnya, kalau kamu lahiran pervaginam (normal), maka kamu idealnya bisa mencoba lebih banyak posisi menyusui. 

Tidak, saya tahu kamu pada awalnya kepikiran menyusui bisa sambil duduk. Sekarang, saya minta tolong buang jauh-jauh khayalan itu.

Tak peduli seberapa siapnya kamu begadang menyambut newborn, perlu kembali diingatkan kamu baru aja berdarah-darah, neng. Badan kamu baru full recover 2 tahun pasca melahirkan. Kebayangkan betapa lelahnya badanmu? 

Mengenali posisi-posisi menyusui dibawah ini, sambil trial-error, bisa membantu kamu buat tahu posisi ternyaman biar kamu bisa kasih ASI ke bayi, sekaligus kamu goleran enak nyaman semi-tidur.

8-breastfeeding-positions-infographic-natracare
sumber: Natracare

Seperti yang saya bilang sebelumnya, ada pengecualian untuk kamu yang ditakdirkan untuk lahiran secara SC. Saya ngerti, ngilu sayatan bekas operasi pastinya tidak tertahankan. Oleh karena itu, saya cuma bisa saranin coba posisi side-lying, alias nenen sambil tiduran.

Kalau belum bisa posisi tersebut, buru-buru ke konselor laktasi dan minta ajarin. Beneran, kamu bakalan berterima kasih ke saya karena bayi kamu tetap bisa nenen kenyang tanpa harus menekan-nekan bekas sayatan operasi di perutmu.

Tapi, posisi ini juga gak berarti menjadi gerbang utamamu menuju tidur nyenyak. Tidak, posisi ini bahkan memiliki kekurangan, yaitu rentang pegal di tulang belakang. Makanya kamu ada riwayat skoliosis, coba langsung konsultasikan posisi menyusui terbaik ke konselor laktasi segera ya.

Belum, kamu belum sampai akhir artikel. Artikel ini akan diupdate berkala, ya.

Thanks for reading! Jika artikel ini bermanfaat untukmu, jangan segan untuk sapa saya di Instagram ya.

Follow di Instagram @_atikahamalia

Leave a Reply
You May Also Like