Coba Cek, Sudah Hindari Kesalahan SEO Content Writing dibawah Ini? [Update 2024]

Udah lama menulis, tapi belum ada artikel yang masuk peringkat #1 Google? Bisa jadi artikel kamu belum ranking karena kesalahan penulisan struktur SEO ini.

Menulis sesuai dengan kaidah SEO adalah salah satu syarat utama blog atau website menduduki peringkat atas pencarian Google. Sayangnya, saya masih sering menemukan kesalahan-kesalahan fatal ini di artikel blog. Padahal, hal ini bisa mengurangi chance untuk artikel muncul pada audiens yang dituju.

Menulis artikel yang SEO friendly itu banyak keuntungannya. Pertama, kalau kamu nerapin aturan mainnya Google tentang artikel yang relevan untuk audiens, maka artikel blog yang sudah kamu tulis bisa muncul di audiens yang tepat. Otomatis peringkatnya juga akan meningkat ke 0 position (di 2023, mungkin enaknya nyebut posisi teratas aja ya).

Kedua, masalah promosi berbayar jadi prioritas kedua. Malahan, kamu bisa fokus mengalihkan budget ini untuk menambah aset di artikel kamu, seperti ilustrasi orisinil, bahkan bikin versi berbagai format, seperti podcast, reels, dan lain lain. Semakin konten kamu terbaru dan relevan, otomatis semakin mudah audiens menemukan artikel kamu. Ini dia yang bikin artikel kamu bisa terus berada di posisi teratas pencarian.

Sayangnya, hal ini gak akan bisa tercapai tanpa artikel yang SEO friendly. Bahkan, kadang kesalahan-kesalahan yang dibahas dalam artikel ini dilakukan tanpa disengaja.

Oleh karena itu, dalam postingan ini, saya akan membahas kesalahan-kesalahan penulisan yang yang sering saya temui hingga saat ini.

Sebelumnya, mari kita ketahui dulu apa itu pengertian SEO dan perannya.

Apa itu SEO?

SEO (Search Engine Optimization) merupakan langkah optimisasi blog atau website untuk menduduki peringkat atas mesin pencarian Google. Optimisasi dapat dilakukan secara on-page maupun off-page.

Optimasi on-page adalah usaha yang bisa kita lakukan di tiap halaman website. Misalnya, membuat judul bar, judul artikel, deskripsi meta (meta description), dan lain lain. Sedangkan, optimasi off-page adalah usaha yang kita lakukan diluar dari blog/website kita sendiri; share url blog di media sosial, mendapat backlink dari website yang menjadikan blog kita rujukan, dan lain lain.

Bagimana cara membuat artikel kita SEO friendly?

Kalau kamu mau artikel kamu top markotop di Google, ya ikuti aturannya Google. Sebagai mesin pencarian (search engine), Google udah merilis kok panduan mengoptimasi website dan artikel yang kamu buat di Google Search Central. Bahkan, sekarang juga ada blog DailySEO ID yang rutin membahas segala update SEO dalam Bahasa Indonesia.

Sebenarnya tidak sulit untuk menulis sesuai struktur yang sudah dianjurkan Google (SEO Friendly). Karena baik dari Blogspot maupun WordPress telah menyediakan fasilitas dan paduan yang lengkap perihal tata caranya.

Untuk pengguna wordpress, kamu bisa memakai plug-in Yoast sebagai parameter utama Skor SEO artikel kamu (walau tidak utama juga ‘sih). Sedangkan pengguna blogger bisa mengacu pada penggunaan fasilitas yang telah disediakan seperti heading, sub-heading, meta description / deskripsi penelusuran, permalink (tautan permanen) dan lain lain. Kurang lebih hampir sama seperti acuan di wordpress.


Mudah bukan? Lalu pertanyaannya; Bagian mana saja yang sering kali dilewatkan oleh para Bloggers?

5 Kesalahan Fatal SEO Writing

#Kesalahan 1: Memilih Keyword berdasarkan Tingkat Pencarian Saja.

via GIPHY

Sering mendengar prinsip ‘Pilih keyword yang banyak dicari dan kompetitornya rendah’? Sebenarnya tidak ada yang salah dengan prinsip ini, tapi menurut saya agak disayangkan saja sih, hehe.   Tingkat volume keyword memang memberikan kita wawasan seberapa dicari topik dalam keyword tersebut, namun memilih keyword berdasarkan relevansi topik artikel akan menambah skor konten dari artikel tersebut.

Misalnya, artikel kamu membahas mengenai “Cara memotong timun” maka keyword yang bisa kamu gunakan adalah ‘Tips memotong timun’, ‘cara cepat memotong timun’, atau ‘kiat memotong timun dengan benar’.

Keyword mana yang kamu pilih? Kamu bisa menyesuaikan dengan kesesuaiannya dengan tujuan artikel kamu,  kemudian baru menimbang mengenai keyword mana yg memiliki kompetitor dan volume tertinggi.

Namun kembali lagi ke tujuan awal kamu, strategi ini juga bisa dibalik urutannya jika kamu memang ingin mengejar peringkat artikel.

Dalam lingkup bisnis, penentuan keyword utama dan keyword supporting biasanya sudah dibantu oleh peran SEO Specialist maupun seorang Content Specialist. Kalau kamu salah satu yang tertarik dalam pembahasan ini, yuk baca artikel saya yang judulnya; Cara Ampuh Jadi Content Writer Start-up Impian Untuk Fresh Graduate

#Kesalahan 2: Tidak Menggunakan Heading Sebagai Acuan Struktur

via GIPHY

Dosa besar.

Kenapa saya bisa bilang demikian?

Kalau kita perhatikan, setiap heading di WordPress maupun Blogspot akan menghasilkan ukuran yang berbeda-beda bukan?

Pada dasarnya heading diciptakan untuk mempermudah pengguna membaca artikel di website dan memudahkan Google mengidentifikasi konten kamu.

Jika kita tidak menggunakan Heading pada tempatnya, maka jangan heran Google sendiri tidak bisa mengidentifikasi artikel yang dibuat.
We’re dealing with machine afterall.

Terus, bagaimana cara menggunakan Heading dalam penulisan artikel blog?

Sebenarnya, cukup mudah memahami kegunaan Heading dalam penulisan artikel. Logika sederhananya seperti ini;

Contoh, penulisan artikel cara menyeduh teh [kiri untuk WordPress, kanan untuk Blogspot]

2 Cara Mudah Menyeduh Teh        [Heading 1] / [Heading] 

Hai gaiz, hari ini aku mau kasih tau cara mudah menyeduh teh. Cekidot! [Paragraph] / [Normal] 

1. Siapkan kantong teh seduh           [Heading 2] / [Sub-Heading]
Merk yang disiapkan melulu wangisari, kamu juga bisa memilih merk lain yang kamu suka. [Paragraph] / [Normal] 

2. Siapkan Cangkir berisi air panas, celupkan kantung teh selama 1 menit.  [Heading 2] / [Sub-Heading]

  • Sembari menyelup, kamu juga bisa mengaduknya agar warna air cepat berwarna cokelat.  [Heading 3] / [Minor Heading]

Demikian cara mudah menyeduh teh. [Normal]

Judul artikel otomatis terletak sebagai H1 dalam blog atau website (silahkan cek tema masing-masing mengenai pengaturan ini). Sedangkan untuk penjabaran dari judul artikel dapat menggunakan H2.

Prinsipnya mirip seperti pembuatan makalah dan skripsi bukan?

Apakah kamu termasuk yang menyamakan judul dengan URL / permalink?

via GIPHY

Permanent link dan URL untuk artikel blog juga memiliki aturan sendiri agar SEO friendly. Aturannya sebenarnya cukup mudah. Cukup pastikan permalink atau URL singkat dan mengandung keyword utama artikel.

Contoh, keyword utama kamu adalah “cara memotong timun”.

Maka, kamu bisa ubah tautan permanen (permalink) / URL / Slug postingan blog kamu menjadi namablogkamu(dot)com/post/cara-memotong-timun.

Mudah bukan?

Apakah benar, jika memasukan external link adalah penyebab utama Bounce Rate di Google Analytic meningkat?

via GIPHY

Dengan memberikan outbond link ke website yang lebih kuat domain ratingnya seperti Facebook.com, Twitter.com, Viva.co.id, dan lain lain, akan menunjukan bahwa konten yang kita buat akan merujuk ke sumber yang konkret.

Secara tidak langsung, Google akan menganggap bahwa konten kita memiliki kualitas yang patut untuk dikategorikan sebagai “konten yang berkualitas”. Dimana, menurut pengamatan saya, “konten berkualitas” selalu berada di peringkat atas prioritas Google memilih konten di laman pertamanya [bahkan di setiap pergantian algoritma].

Domain rating ibarat “skor” suatu website di mata Google. Dengan meningkatnya Domain Rating, kesempatan website/blog kamu untuk masuk ke laman pertama Google akan meningkat dibanding web/blog dengan domain rating rendah.

Tapi, saya gak menyarankan juga sih untuk selalu mencantumkan outbond link di setiap post yang kita tulis. Jadi saran saya, jika artikel memang tidak merujuk pembaca untuk menuju situs yang kita rujuk, sebaiknya tidak perlu dicantumkan dalam artikel.

Untuk red alert juga, terlalu banyak mencantumkan link keluar situs sendiri bisa dikategorikan sebagai spam oleh Google. Jadi be wise ya!

(PS: Bounce Rate tinggi bukan berarti ‘pembaca kabur’ loh. Bisa jadi, pembaca telah mendapat informasi yang cukup dari artikel yang kamu berikan, baru menutup situs kamu. Jadi, Bounce Rate juga menjadi pertimbangan efektif atau tidaknya konten kamu dalam menyuguhi informasi.)


#Kesalahan 5: Tidak Mengisi Alt Text pada Gambar Artikel

via GIPHY

Jika kamu sering ubek-ubek setiap pilihan saat membuat artikel blog, kamu pasti menemukan pilihan alternative text (Alt Text) dalam pengaturan gambar.

Alt Text ditampilkan pada saat laman posting tidak dapat dimuat. Jadi, daripada teks yang ditampilkan 123456789(dot)jpg. Akan lebih baik jika dinamakan dengan nama gambar  + keyword utama artikel bukan? Pemberian nama gambar + keyword utama dalam Alt Text juga mempermudah Google mengenali gambar pada artikel yang kamu tulis.

Kesimpulan

5 poin diatas adalah poin-poin penting yang membuat suatu artikel sulit ranking #1 di halaman pencarian pertama Google beserta solusi penyelesaiannya.

Perlu kembali diingat, SEO sebenarnya tak lain adalah memahami teknis Google mengangkat suatu website ke halaman pertama pencarian.

Jadi, tetap update pada informasi algoritma terbaru Google dan situs-situs digital marketing juga tak kalah penting untuk mengetahui tips mengangkat artikel kamu menjadi nomor satu di Google.

Hasil penelusuran pada 9 Oktober 2018 jam 14:36 WIB.
Postingan Review Cerave Hydrating Cleanser ditampilkan laman pertama Google Indonesia (mode incognito)
.

Terakhir, hal terpenting dalam menjadi nomor satu di Google adalah monitoring dan sabar. Artikel saya yang membahas Cerave membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk masuk halaman pertama Google.

Hal ini juga dibantu oleh postingan instagram hokage skincare Affie Assegaf ketika membahas Cerave yang membuat demand keyword “review cerave indonesia” meningkat di pencarian.

Penyebab naik-turunnya artikel anda juga dipengaruhi seberapa populer atau tidaknya topik yang dipilih dan kompetitor blog anda.

Kamu punya tips lain dalam meningkatkan ranking artikel di pencarian Google? Share di kolom komentar, yuk!

Jangan lupa follow blog ini dan subscribe melalui e-mail untuk tahu artikel terbaru dari blog saya ya~

Luv.
Atikah Amalia

13 comments
  1. Iya, berpengaruh. Banyak kata dalam artikel juga membuat penulis mudah memasukan keyword utama. Semakin banyak kemunculan keyword utama dalam artikel (density), maka semakin besar kesempatan masuk first page Google. Tapi tetap harus diutamakan kenyamanan membaca readers sih, hehe. tetap kualitas konten yang utama.

  2. Halo mba, mohon maaf jika artikelnya belum bisa memenuhi jawaban yg diinginkan yaa hehe. Untuk Paduan SEO ada banyak di situs khusus digital marketing seperti Search Engine Journal, Moz(dot)com/blog, dan lain lain. Semoga dapat membantu ya mbaa

Leave a Reply
You May Also Like